Thursday, 4 September 2014

Tibetan Mastiff



Anjing Mastiff mungkin merupakan salah satu trah anjing yang memiliki sejarah terpanjang. Bukti tersebut bisa dilihat lewat peninggalan-peninggalan purbakala, seperti yang ada di dalam lukusan berumur lima ribu tahun. Dimasa itu, mastiff dipergunakan dan dikenal sebagai anjing penjaga yang setia, terutama menjaga tanah pemilik para bangsawan dan juga sebagai anjing yang gagah berani di medan pertempuran. Pada abad ke-19 mastiff dikenal sebagai anjing aduan yang poluler di Inggris.
De zaman keemasan ratu Elizaberh I dari Inggris, Anjing Mastiff dipakai sebagai hiburan para bangsawan, yang sering diadu dengan binatang buas, seperti beruang, harimau, dan lain-lain. Pada perang dunia I dan II, Anjing Mastiff dipakai sebagai penarik kereta amunisi di garis depan. Sementara itu, di Amerika Serikat, Mastiff dikenal sebagai anjing penjaga.


Karakteristik Utama Anjing Mastiff

Anjing Mastiff bertubuh besar, kekar, kuat, berstruktur tulang simetris dan berotot. Anjing Mastiff memiliki dada yang agak menjorok ke dalam, bentuk kepala lebar dan berbentuk segi empat, memiliki gigitan berbentuk gunting, mata berwarna coklat gelap, telinga menggelantung, bentuk ekor meruncing pada ujungnya dan menggantung. Bulu sekunder pendek, tebal dan rata, bulu luar pendek dan lebih kasar. Bulu Anjing Mastiff biasanya berwarna apricot, fawn atau brindle, dan pada bagian moncong dan telinganya berwarna hitam pekat. Seekor Anjing Mastiff memiliki inteligensia cukup tinggi, tetapi tidak begitu tangkas. Selain itu, Anjing Mastiff juga anjing jaga yang bisa dipercaya, dan masih memiliki naluri berkelahi yang kuat, terutama dengan anjing lain.

Monday, 1 September 2014

Anjing Kintamani



Kintamani  merupakan jenis Anjing Trah asli dari Indonesia. Anjing Kintamani banyak ditemukan di daerah pegunungan Kintamani, pulau Bali. Diperkirakan, Kintamani adalah anjing hasil persilangan antara Samoyed dan Malamute putih. Ada juga yang mengatakan bahwa Kintamani lahir dari perkawinan antara anjing “kampung” Bali dengan anjing Chow-chow yang dibawa oleh penjajah dari Majapahit Jawa ke Singaraja Bali Utara.
Pada tahun 1981, seorang dokter hewan bernama Pudji Rahardjo mencoba mengamati keberadaan anjing kintamani dan melihat adanya tipe anjing yang ada di Bali, yaitu anjing yang berbulu panjang mirip serigala, anjing yang berbulu pendek atletis, dan anjing perpaduan keduanya. Selain itu, ada juga salah seorang  kinolog ahli anjing dari Belanda, Dra Wenny E Groenewegen Ressang  DVM, yang secara kebetulan mengikuti tugas suaminya di Bali dan tertarik melihat anjing-anjing di Bali.
Kombinasi ide penelitian Pudji dan Wenny Ressang ini kemudian menyatu dan menemukan sesuatu yang menarik mengenai anjing di Bali. Kemudian pada tahun 1984, kedua ahli ini kembali berkeliling Pulau Bali untuk mencatat dan mengamati keberadaan anjing kintamani di Bali. Hasil pengamatan membuktikan bahwa anjing berbulu panjang dan berbulu putih mendominasi populasi anjing kintamani di Bali. Pada awalnya, pendapat kedua ahli ini mendapat pertentangan, namun mereka tetap berupaya mengungkapkan sesuatu yang telah mereka amati. Pendapat kedua ahli ini mulai terkuak setelah mereka berhasil membuktikan bahwa ciri-ciri khusus anjing kintamani tersebut tetap dipertahankan dan dibawa oleh keturunannya.
Pengamatan dan penelitian tentang anjing kintamani ini diteruskan di Negeri Belanda oleh Wenny Ressang, dengan membawa anjing kintamani-nya untuk dikembangbiakkan dan diteliti untuk menghasilkan fenotipe yang sama dengan anjing asli yang dipakai sebagai cikal bakal penelitian. Akibat dari penelitian anjing kintamani ini, keberadaannya  di Bali maupun di luar Bali bahkan di luar Indonesia mendapat perhatian yang cukup luas bagi para penggemar anjing. Anjing kintamani sekarang sudah menyebar banyak di negara Eropa termasuk Belanda, Jerman, Perancis, Belgia, Norwegia, dan Swedia. Juga banyak di Amerika dan Australia.
Standardisasi:
Untuk memperoleh standar Anjing Kintamani diperlukan pengamatan dan penelitian yang terus menerus dan berkelanjutan. 
Gambaran sementara yang dapat dilihat dari keunggulan Anjing Kintamani dari hasil pengamatan lapangan dan hasil pemuliabiakan pada Anjing Kintamani yang berrambut putih spesifik dapat diuraikan sebagai berikut:
Ciri-ciri umum :
  • Anjing ini dapat digolongkan dalam kelompok anjing pekerja dengan ukuran sedang, memiliki keseimbangan tubuh dan proporsi tubuh yang baik dengan pertulangan kuat yang dibungkus oleh otot yang kuat, sebagai anjing pegunungan memiliki rambut yang panjang (moderat) dengan warna putih spesifik, hitam atau cokelat
  • Pengelompokan dalam sistem FCI, anjing Kintamani masuk dalam group V karena memiliki ciri-ciri anjing spitz dan tipe primitif seperti Chow ChowBasenji, dan Samoyed.

Sifat-sifat umum:

  • Anjing Kintamani memiliki sifat pemberani, tangkas, waspada dan curiga yang cukup tinggi. Merupakan anjing penjaga yang cukup handal, sebagai pengabdi yang baik terhadap pemiliknya, loyal terhadap seluruh keluarga pemilik dan tidak lupa pada pemilik atau perawatnya. 
  • Anjing Kintamani (Bali) suka menyerang anjing atau hewan lain yang memasuki wilayah kekuasaannya dan juga menggaruk-garuk tanah sebagai tempat perlindungan. Pergerakannya bebas, ringan dan lentur.
  • Bentuk kepala
  • Kepala bagian atas lebar dengan dahi dan pipi datar, moncong proporsional dan kuat terhadap ukuran bentuk kepala, rahang tampak kuat dan kompak, memiliki gigi-gigi kuat dengan gerakan gigi seperti menggunting, bibir berwama hitam atau cokelat tua. Telinganya tebal, kuat, berdiri berbentuk “V” terbalik dengan ujung agak membulat. Jarak antara kedua telinga cukup lebar, panjang telinga kurang lebih sama bila dibandingkan dengan jarak antara dasar dua telinga bagian dalam dengan sudut mata luar.
  • Mata berbentuk lonjong seperti buah almond dengan bola mata berwarna cokelat gelap dan bulu mata berwarna putih. Hidung berwarna hitam atau coklat tua dan warna hidung ini sering berubah karena penambahan umur dan musim.
  • Untuk mempercepat pengakuan dari Federasi Kinologi Internasional, dalam memenuhi persyaratan perlu upaya-upaya secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu upaya adalah meneliti hubungan antara stuktur dan profil DNA distribusi warna rambut putih spesifik secara genotip dengan fenotip warna rambut putih spesifik pada Anjing Kintamani.

Distribusi warna rambut pada Anjing Kintamani dapat dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu:

  1. Warna rambut putih sedikit kemerahan dengan warna coklat-kemerahan pada telinga, rambut di bagian belakang paha dan ujung ekornya.
  2. Warna hitam mulus atau dengan dada putih sedikit.
  3. Warna coklat muda atau cokiat tua dengan ujung moncong kehitaman, sering disebut oleh masyarakat sebagai warna Bang-bungkem.
  4. Warna dasar coklat atau coklat muda dengan garis-garis warna kehitaman, yang oleh masyarakat disebut warna poleng atau anggrek.

Tinggi Dan Bentuk Badan

  • Anjing Kintamani jantan mempunyai tinggi 45 cm sampai 55 cm dan anjing betina 40 cm sampai 45 cm. Dengan warna rambut kebanyakan berwarna putih spesifik (sedikit kemerahan) dengan warna merah kecoklatan (krem) pada ujung telinga, ekor dan rambut di belakang paha. Warna lainnya adalah hitam mulus dan cokelat dengan moncong berwarna hitam (bangbungkem), pigmentasi kulit, hidung, bibir kelopak mata, skrotum, anus dan telapak kaki berwarna hitam atau cokelat gelap.
  • Lehernya tampak anggun dengan panjang sedang, kuat dengan perototan yang kuat pula. Dada dalam dan lebar, punggung datar, panjangnya sedang dengan otot yang baik. Badan anjing betina relatif lebih panjang dari jantan. Anjing Kintamani (Bali) memiliki rambut krah (badong) panjang berbentuk kipas di daerah gumba, makin panjang rambut badong makin baik.
  • Kaki agak panjang, kuat dan lurus jika dilihat dan depan atau belakang. Tumit tanpa tajir, gerakan kaki ringan. Ekor memiliki rambut yang bersurai, posisinya tegak membentuk sudut 45 derajat atau sedikit melengkung tetapi tidak jatuh atau melingkar di atas pinggang atau jatuh ke samping. Makin panjang rambut ekor makin baik .